Metode Pendidikan Anak di Jepang Yang Bisa Diterapkan Di Indonesia
Metode pendidikan anak di Jepang. Jepang merupakan negara yang dikenal memiliki warga negara yang disiplin dan pekerja keras. Terbukti dari banyaknya perusahaan jepang dimana-mana. Hampir semua produk sudah pernah dibuat oleh Jepang. Hal ini pastinya tidak luput karena pendidikan disana sangatlah baik bunda.
Nah, apa salahnya kita sebagai orang indonesia sedikit meniru cara mendidik ala orang jepang.
Namun, Diambil yang baik dibuang yang buruk ya bunda.
1. Disiplin.
Dari lahir, anak-anak selalu bersama ibunya. Mereka tidak pernah luput dari pengawasan sang ibu. Ibu-ibu di Jepang disiplin sekali terhadap anak-anaknya dan kedisiplinan ini diajarkan sejak dini. Jika sang anak tidak mematuhi, maka mereka akan memukul kepala si anak. Hukuman ini lazim buat orang Jepang. Namun di tempat umum, pantang untuk memarahi atau bersikap kasar terhadap anak. Mereka dihukum ketika sudah di rumah. Oleh sebab itu, anak-anak Jepang jarang yang bersikap seenaknya karena mereka tahu apa konsekwensinya jika mereka melanggar aturan. Namun kadang ada juga ibu-ibu yang memukul kepada si anak di tempat umum jika sang anak bersikap kelewatan atau berbahaya.
2. Berempati. Harus mendahulukan orang lain sebelum diri sendiri.
Orang Jepang selalu menasehati anaknya dengan cara : jika kamu begini maka orang lain begitu. Setiap tindakan anak akan selalu membawa akibat kepada orang lain. Jadi ia akan terbiasa mementingkan perasaan dan kepentingan orang lain lain terlebih dahulu sebelum kepentingannya.
Di tempat umum, anak-anak jangan sampai mengganggu kenyamanan orang lain. Misalkan di restoran, tidak ada anak-anak yang hilir mudik, berjalan kesana kemari. Semua anak duduk di bangkunya masing-masing. Bayi selalu digendong atau dipangku oleh ibunya. Jika sang bayi rewel, sang ibu akan berdiri dan menggendongnya. Di Jepang, ibu-ibu tidak pernah menyusui bayinya di tempat umum. Mereka selalu menyusui di ruangan menyusui.
Di rumah sakit, klinik, mall, dan tempat umum lainnya, tidak ada anak-anak yang berjalan mundar mandir, lari kesana kemari, berbicara keras-keras. Misalkan di klinik atau rumah sakit, berbahaya jika anak kita berjalan-jalan atau bahkan berlari-lari. Karena banyak petugas medis berlalu lalang, atau pasien yang bisa terjatuh karena tersandung anak. Selain itu, hal ini mengganggu kenyamanan orang lain. Kita tentu saja menyukai suasana yang tenang dan tertib.
Di kereta, anak-anak harus duduk dengan tertib dan tidak berisik. Banyak penumpang yang ingin tidur dan beristirahat, jadi pikirkan kenyamanan mereka juga.
3. Sekolah menitikberatkan kepada etika dan hal ini diajarkan sejak dini.
Semua komponen masyarakat, baik keluarga dan sekolah, mengajarkan anak untuk beretika dan bersopan santun. Jika bermain bersama, si anak ingin meminjam mainan temannya maka harus meminta ijin terlebih dahulu. Jika diijinkan maka harus mengucapkan terima kasih. Setelah selesai bermain juga harus mengucapkan terima kasih lagi. Jika melakukan kesalahan baik di sengaja ataupun tidak, anak harus meminta maaf dan temannya harus memberikan maafnya. Anak-anak tidak boleh mengambil yang bukan miliknya. Semua harus meminta ijin terlebih dahulu.
Terutama di SD, anak-anak diajarkan untuk duduk diam dan mendengarkan ketika guru sedang berbicara. Kebiasaan ini terbawa sampai dewasa, sehingga ketika ada seorang pembicara di suatu pertemuan, para pendengar menyimak dengan serius.
4. Media Jepang terutama televisi jarang menayangkan berita kekerasan dan andaikan ada korban jiwa atau luka-luka, mereka tidak pernah memasang gambar korban. Isi TV di Jepang kebanyakan adalah acara talk show, makan-makan, jalan-jalan dan ilmu pengetahuan.
Mungkin ada yang beranggapan bahwa pola pengasuhan kita berdua terhadap anak terlalu strict. Hal ini karena kita ingin meniru standar Jepang dalam beretika, meski tidak semua pola pengasuhannya bisa diadopsi. Etika Jepang adalah etika negara maju yang tahu bagaimana seharusnya menghargai hak orang lain.
Satu hal lagi, pendidikan tinggi, belajar di negara maju tidak mengubah perilaku seseorang. Kalau dibesarkan dengan kebiasaan kurang beretika, maka kebiasaan ini akan menjadi watak ketika dewasa dan sulit sekali diubah. Jadi bagi anak-anak kita, masih ada waktu untuk terus membentuk karakternya menjadi karakter yang lebih baik sesuai dengan standar negara maju.
Belum ada tanggapan untuk "Metode Pendidikan Anak di Jepang Yang Bisa Diterapkan Di Indonesia"
Posting Komentar